Rabu, 27 Agustus 2025

Kajian Rutin Rabu Pagi Kitab Nashoihul Ibad: Keutamaan Iman dan Manfaat Bergaul dengan Ulama

PAI KUA Kalimanah, Pujianto (dua dari kanan) saat membacakan teks kitab Nashoihul Ibad pada kajian rutin setiap Rabu di KUA Kalimanah, Purbalingga, Rabu (27/8/2025). (Foto: Azizah Dwi Purba)

Purbalingga-Kajian rutin singkat namun cukup mendalam dihantarkan oleh PAI KUA Kalimanah Pujianto dan Sarah atau penjelasan oleh Prayitno, Rabu (27/8/2025).

Dalam penjelasannya, menurut Staf KUA Kalimanah yang akrab disapa Kyai Prayitno, menjelaskan bahwa, Dua Perkara yang Lebih Utama menekankan dua hal dalam agama yang sangat mulia, yaitu iman kepada Allah dan memberi manfaat kepada sesama Muslim.

BACA: https://kuakalimanah.blogspot.com/search/label/Kajian%20Kitab

Manfaat ini bisa diberikan dalam bentuk ucapan, kedudukan, harta, maupun tenaga. Rasulullah ﷺ juga menjelaskan bahwa orang yang tidak berniat menzalimi siapapun sejak pagi maka dosanya akan diampuni, dan yang berniat membantu orang lain akan mendapat pahala setara dengan haji mabrur.

Hamba yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia, dengan amalan terbaik berupa menghilangkan kesedihan, kelaparan, atau beban utang dari seorang mukmin.

Sebaliknya, ada dua perkara yang paling buruk, yaitu syirik kepada Allah dan membahayakan kaum Muslimin, baik dalam bentuk fisik maupun harta. Seluruh ajaran Allah pada dasarnya kembali kepada dua hal: mengagungkan-Nya dan berbelas kasih kepada makhluk. Seperti dalam perintah shalat dan zakat atau syukur kepada Allah dan kedua orang tua.

Diceritakan pula kisah Uwais al-Qarni yang bertemu seorang pendeta, yang menyampaikan bahwa langkah awal seorang murid dalam spiritualitas adalah mengembalikan hak orang lain dan melepaskan diri dari beban kedzaliman, karena amal kebaikan tidak akan diterima selama masih ada tanggungan dosa atau kedzaliman terhadap sesama.

Bab 2 Maqolah 1: Dua Perkara yang Lebih Utama

(فمِنْهُ) أَيْ فَالْمَقَالَةُ الْأُوْلَى مِنَ الْمُنَبِّهَاتِ الثُّنَائِيَّةِ (مَا رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: خَصْلَتَانِ لاَ شَيْءَ أَفْضَلُ مِنْهُمَا: الْإِيْمَانُ بِاللهِ وَالنَّفْعُ لِلْمُسْلِمِينَ) بِالْمَقَالِ أَوْ بِالْجَاهِ أَوْ بِالْمَالِ أَوْ بِالْبَدَنِ.


(Di antara Bab yang isinya dua dua) Maksudnya maqalah yang pertama dari bab munabbihat (Nasehat yang mengingatkan supaya bersiap menuju akhirat) yang isinya dua dua (Adalah hadits yang diriwayatkan dari Nabi bahwa Nabi bersabda : "Ada dua perkara tidak ada suatu amalan lain yang lebih utama daripada dua amalan itu yaitu beriman kepada Allah dan memberi manfaat kepada umat Islam".) Dengan ucapan atau dengan kedudukan atau dengan hartan atau dengan badan.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ أَصْبَحَ لَا يَنْوِي الظُّلْمَ عَلَى أَحَدٍ غُفِرَ لَهُ مَا جَنَى، وَ مَنْ أَصْبَحَ يَنْوِي نُصْرَةَ الْمَظْلُومِ وَقَضَاءَ حَاجَةِ الْمُسْلِمِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ مَبْرُورَةٍ".


Telah bersabda Rasulullah ﷺ :"Barang siapa yang masuk di waktu pagi tidak berniat dzolim kepada siapapun maka pasti akan diampuni atas kesalahan yang telah dilakukan. Barang siapa yang masuk di waktu pagi dia berniat menolong orang yang didzolimi dan memenuhi kebutuhan orang lain Maka perbuatan ini baginya seperti pahala haji yang mabrur.

وَقَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: "أَحَبُّ الْعِبَادِ إلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُ النَّاسِ لِلنَّاسِ، وَأَفْضَلُ الْأَعْمَالِ إدْخَالُ السُّرُورِ عَلَى قَلْبِ الْمُؤْمِنِ، يَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا أَوْ يَكْشِفُ عَنْهُ كَرْبًا أَوْ يَقْضِي لَهُ دَيْنًا".


Telah bersabda Rasulullah ﷺ :"Hamba yang paling disukai oleh Allah adalah orang yang paling banyak memberi manfaat kepada manusia. Dan amalan yang paling utama adalah memasukkan kegembiraan ke dalam hati orang mukmin, dia usir rasa lapar dari orang mukmin atau dia hilangkan kesusahan dari orang mukmin atau dia bayarkan hutang bagi orang mukmin.

(وَخَصْلَتَانِ لَا شَيْءَ أَخْبَثُ) أَيْ أَنْجَسُ (مِنْهُمَا: الشِّرْكُ بِاللهِ وَالضُّرُّ لِلْمُسْلِمِينَ) فِي أَبْدَانِهِمْ أَوْ أَمْوَالِهِمْ فَإِنَّ جَمِيعَ أَوَامِرِ اللَّهِ تَعَالَى تَرْجِعُ إلَى خَصْلَتَيْنِ: التَّعْظِيمِ للهِ تَعَالَى وَالشَّفَقَةِ لِخَلْقِهِ، كَقَوْلِهِ تَعَالَى: "أَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ" [الْبَقَرَةِ: ٤٣]، وَقََوْلِهِ تَعَالَى: "اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ" [لُقْمَانَ: ١٤]. رُوِيَ عَنْ أُوَيْس الْقَرْنِ أَنَّهُ قَالَ: "مَرَرْتُ فِي بَعْضِ سِيَاحَتِي بِرَاهِبٍ، فَقُلْتُ یا رَاهِب، مَا أَوَّلُ دَرَجَةٍ يَرْقَاهَا الْمُرِيدُ؟، قَالَ رَدُّ الْمَظَالِمِ وَخِفَّةُ الظَّهْرِ مِنَ التَّبِعَاتِ، فَإِنَّهُ لَا يَصْعَدُ لِلْعَبْدِ عَمَلٌ وَعَلَيْهِ تَبِعَةٌ أَوْ مَظْلَمَةٌ.

(Ada dua perkara tidak ada perkara lain yang lebih buruk) maksudnya lebih kotor (dari pada dua perkara ini yaitu yang pertama syirik kepada Allah dan yang ke dua membahayakan orang Islam) pada fisiknya atau harta orang Islam. Karena semua perintah Allah itu merujuk pada dua perkara yaitu yang pertama mengagungkan Allah dan yang ke dua adalah berbelas kasih kepada makhluk. Seperti Firman Allah "Dirikanlah sholat dan bayarlah zakat" [Q.S Al-Baqarah : 34] dan firman Allah "bersyukurlah kamu kepadaku dan kepada kedua orang tua mu" [Q.S Luqman : 14].

Diriwayatkan dari Uwais al-Qarni, beliau berkata: "Saya melewati sebagian perjalanan saya di dekat seorang pendeta, lalu saya berkata, 'Wahai pendeta, apa tingkatan pertama yang harus dilalui seorang murid ?' Pertapa itu menjawab, 'mengembalikan hal hal yang diambil secara zalim dan ringankan beban dari tangguan tanggungan pada manusia, sungguh tidak bisa naik amal perbuatan bagi seorang hamba sedangkan atas hamba itu ada tanggungan dosa pada orang lain atau masih ada kedzoliman.” 

PAI, Penghulu Muda dan Staf KUA Kalimanah saat membacakan teks kitab Nashoihul Ibad pada kajian rutin setiap Rabu di KUA Kalimanah, Purbalingga, Rabu (27/8/2025). (Foto: Azizah Dwi Purba)


Dua Perintah Agar Bergaul dengan Ulama

Materi maqalah kedua dalam Nashoihul ‘Ibad ini menekankan pentingnya duduk bersama para ulama yang mengamalkan ilmunya dan mendengarkan nasihat para ahli hikmah (hukama)

Karena ilmu dan hikmah mereka dapat menghidupkan hati yang mati, sebagaimana hujan menghidupkan tanah yang tandus. Rasulullah ﷺ juga menganjurkan agar umat Islam bergaul dengan orang-orang besar, bertanya kepada para ulama, dan bersahabat dengan para hukama.

Dijelaskan bahwa ulama terbagi tiga: ahli fatwa (ulama hukum), ahli ma'rifat (hukama), dan mereka yang menguasai keduanya (al-kubara’). Bergaul dengan orang-orang yang dekat dengan Allah ini akan memberi pengaruh besar dalam akhlak dan spiritualitas, bahkan manfaat dari pandangan mereka bisa lebih kuat daripada sekadar ucapan.

Dikisahkan pula Imam Suhrawardi yang mencari wajah orang-orang shalih dengan harapan mendapat kebahagiaan dari pandangan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa keberkahan bisa datang hanya dari keberadaan dan perhatian para wali Allah.

Namun, Nabi ﷺ memperingatkan bahwa akan datang masa di mana umat Islam lari dari para ulama. Akibatnya, Allah akan menimpakan tiga musibah besar: dicabutnya keberkahan dari usaha mereka, ditimpakan pemimpin yang zalim, dan mereka meninggal dalam keadaan tidak beriman. Maka, kedekatan dengan ulama bukan hanya membawa manfaat duniawi, tapi juga penyelamat di akhirat. 

Bab 2 Maqolah 2: Dua Perintah Agar Bergaul dengan Ulama

(وَ)الْمَقَالَةُ الثَّانِيَةُ : (قَالَ) النَّبِيُّ (عَلَيْهِ السَّلَامُ : عَلَيْكُمْ بِمُجَالَسَةِ الْعُلَمَاءِ) أَيْ الْعَامِلِينَ (وَاسْتِمَاعِ كَلَامِ الْحُكَمَاءِ) أَيْ الْعَالِمِينَ بِذَاتِ اللَّهِ تَعَالَى الْمُصِيبِينَ فِى أَقْوَالِهِمْ وَأَفْعَالِهِمْ (فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى يُحْيِى الْقَلْبَ الْمَيِّتَ بِنُورِ الْحِكْمَةِ) أَيْ الْعِلْمِ النَّافِعِ (كَمَا يُحْيِى الْأَرْضَ الْمَيِّتَةَ بِمَاءِ الْمَطَرِ).

Maqolah yang kedua : (Telah bersabda) Nabi Muhammad (ﷺ : Tetaplah kamu beristiqomah duduk bersama para ulama) Yang mengamalkan ilmunya (dan mendengarkan perkataan orang orang yang ahli hikmah) Maksudnya ahli hikmah adalah orang yang marifat billah yang senantiasa tepat dalam setiap ucapan mereka dan setiap perbuatan mereka. (Sungguh Allah Subhanahu wata'ala menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah) Maksudnya ilmu yang bermanfaat (sebagaimana Allah menghidupkan tanah yang kering dengan air hujan).

وَفِى رِوَايَةِ الطَّبَرَانِيِّ عَنْ أَبِي حَنِيفَةَ : (جَالِسُوا الْكُبَرَاءَ وَسَائِلُوا الْعُلَمَاءَ وَخَالِطُوا الْحُكَمَاءَ) وَفَى رِوَايَةٍ : (جَالِسِ الْعُلَمَاءَ وَصَاحِبِ الْحُكَمَاءَ وَخَالِطِ الْكُبَرَاءَ) أَيْ فَإِنَّ الْعُلَمَاءَ ثَلَاثَةُ أَقْسَامٍ : الْعُلَمَاءُ بِأَحْكَامِ اللهِ تَعَالَى وَهُمْ أَصْحَابُ الْفَتْوَى؛ وَالْعُلَمَاءُ بِذَاتِ اللَّهِ فَقَطْ وَهُمْ الْحُكَمَاءُ فَفِي مُدَاخَلَتِهِمْ تَهْذِيبٌ لِلْأَخْلَاقِ لِأَنَّهُمْ أَشْرَقَتْ قُلُوبُهُمْ بِمَعْرِفَةِ اللهِ وَأَشْرَقَتْ أَسْرَارُهُمْ بِأَنْوَارِ جَلَالِ اللَّهِ. وَالْعُلَمَاءُ بِالْقِسْمَيْنِ وَهُمْ الْكُبَرَاءُ فَإِنَّ مُخَالَطَةَ أَهْلِ اللهِ تُكْسِبُ أَحْوَالًا سَنِيَّةً وَالنَّفْعُ بِاللَّحْظِ فَوْقَ النَّفْعِ بِاللَّفْظِ فَمَنْ نَفَعَكَ لَحْظُهُ نَفْعَكَ لَفْظُهُ وَمَنْ لَا فَلَا؛

Disebut dalam riwayat Imam Tobroni dari Imam Abu Hanifah Rasulullah ﷺ bersabda (Duduklah kalian semua bersama orang orang besar, dan bertanyalah kamu kepada para Ulama, dan berbaurlah kamu bersama orang orang yang ahli hikmah). Disebutkan dalam sebuah riwayat : (Duduklah di majelis ulama, dan bersahabatlah dengan para hukama dan bergaullah dengan orang orang besar.)

Maksudnya Ulama ada tiga macam : Yang pertama Ulama yang mempunyai ilmu tentang hukum hukum Allah, mereka adalah orang orang yang berhak memberi fatwa.

Yang kedua orang orang yang mengerti tentang dzat Allah saja, merekalah orang orang ahli hikmah. Bergaul dengan mereka akan menghaluskan akhlaq. Karena sesungguhnya mereka benar benar bersinar hatinya dengan marifatullah dan bersinar ruh ruh mereka dengan cahaya keagungan Allah.

Ulama dua bagian tadi mereka adalah Al-Kubarao / orang orang besar. Sungguh berbaur dengan orang orang yang marifat billah akan menghasilkan sikap sikap yang mulia. Mendapatkan manfaat karena diperhatikan ulama itu melebihi kemanfaatan lafadz / ucapan. Barang siapa ulama yang bermanfaat bagimu perhatiannya maka akan bermanfaat pula kepadamu ucapannya. Barang siapa ulama yang tidak memberi perhatian kepadamu maka tidak akan bermanfaat pula kepadamu ucapannya.

وَكَانَ السُّهْرَوَرْدِيُّ يَطُوفُ فِى بَعْضِ مَسْجِدِ الْخَيْفِ بِمِنًى يَتَصَفَّحُ الْوُجُوهَ فَقِيلَ لَهُ فِيهِ فَقَالَ : إِنَّ لِلَّهِ عِبَادًا إِذَا نَظَرُوا إِلَى شَخْصٍ أَكْسَبُوهُ سَعَادَةً فَأَنَا أَطْلُبُ ذَلِكَ.

Adalah Imam Suhrowardi beliau towaf di masjid khoif yang ada di mina sambil memcari cari wajah orang kemudian beliau ditanya tentang perbuatannya maka ia menjawab "sesungguhnya Allah mempunyai hamba hamba, jika hamba itu menatap pada seseorang mereka memberikan kepada orang yang mereka tatap itu sebuah kebahagiaan. Saya sedang mencari yang demikian itu."

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (سَيَأْتِي زَمَانٌ عَلَى أُمَّتِي يَفِرُّونَ مِنَ الْعُلَمَاءِ وَالْفُقَهَاءِ فَيَبْتَلِيهِمُ اللَّهُ بِثَلَاثِ بَلِيَّاتٍ : أُولَاهَا يَرْفَعُ اللَّهُ الْبَرَكَةَ مِنْ كَسْبِهِمْ ، وَالثَّانِيَةُ يُسَلِّطُ اللَّهُ تَعَالَى عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا ظَالِمًا ، وَالثَّالِثَةُ يَخْرُجُونَ مِنَ الدُّنْيَا بِغَيْرِ إِيمَانٍ).

Nabi ﷺ bersabda (akan datang suatu zaman pada umatku di zaman itu umatku akan lari dari ulama dan fuqoha maka Allah akan memberikan cobaan kepada umat yang menjauhi ulama dengan tiga musibah : yang pertama dari musibah itu Allah akan menghapus keberkahan dari hasil kerja mereka yang kedua Allah akan menguasakan untuk memimpin mereka semua sultan yang dzolim yang ketiga mereka keluar meninggalkan dunia tanpa iman).

Sumber: lilmuslimin.com
Editor: Imam Edi Siswanto

Rabu, 20 Agustus 2025

Edisi 3, Kajian Kitab Nashoihul Ibad Bab Husnul khatimah dan Doa

PAI KUA Kalimanah, Pujianto (dua dari kiri) saat membacakan teks kitab Nashoihul Ibad pada kajian rutin setiap Rabu di KUA Kalimanah, Purbalingga, Rabu (20/8/2025). (Foto: Azizah Dwi Purba)

Purbalingga-Kajian kitab Nashoihul Ibad, lanjutan Hadist ke 2 Bab Khusnul khatimah dan Doa oleh KUA Kalimanah, Rabu (20/8/2025).

Pada edisi ke 3 pembaca kitab dihantarkan oleh Penyuluh Agama Islam (PAI) Pujianto.

BACA: 

رُؤيَ الْغَزَالِيُّ فِى النَّوْمِ فَقِيلَ لَهُ: مَا فَعَلَ اللّٰهُ بِكَ؟، فَقَالَ أَوْقَفَنِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ، وَقَالَ لِيْ: بِمَ قَدِمْتَ عَلَيَّ؟، فَصِرْتُ أَذَكُرُ أَعْمَالِيْ، فَقَالَ: لَمْ أَقْبَلْهَا، وَإِنَّمَا قَبِلْتُ مِنْك ذَاتَ يَوْمٍ نَزَلَتْ ذُبَابَةٌ عَلَى مِدَادِ قَلَمِكَ لِتَشْرَبَ مِنْهُ وَأَنْتَ تَكْتُبُ فَتَرَكْتَ الْكِتَابَةَ حَتَّى أَخَذَتْ حَظَّهَا رَحْمَةً بِهَا، ثُمَّ قَالَ تَعَالَى: اِمْضُوا بِعَبْدِي إلَى الْجَنَّةِ.

Artinya: "Imam Al-Ghazali pernah diimpikan oleh seseorang, dan dia ditanya, “Bagaimana perlakuan Allah terhadap Anda?” Imam Al-Ghazali menjawab, “Allah SWT. membawaku kehadapan-Nya, lalu Allah berfirman kepadaku, ‘Karena apa kamu datang ke pada-Ku?’ Saya pun menyebutkan berbagai amal perbuatanku. 

Kemudian Allah berfirman, ‘Aku tidak menerimanya, yang aku terima darimu hanyalah pada suatu hari ada seekor lalat hinggap pada wadah tinta mu untuk meminum isinya, sementara kamu sedang menulis, lalu kamu berhenti menulis hingga lalat itu mengambil jatah minumnya, karena kamu kasihan terhadap lalat tersebut.’ Kemudian Allah memerintahkan, ‘Bawalah hamba-Ku ini ke surga!’.”

Penghulu Muda KUA Kalimanah, Hasbiq Muzni (tiga dari kiri) saat membacakan teks kitab Nashoihul Ibad pada kajian rutin setiap Rabu di KUA Kalimanah, Purbalingga, Rabu (20/8/2025). (Foto: Azizah Dwi Purba)

وَفِى قَوْلِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “يَرْحَمُكُمْ” رِوَايَتَانِ، الْجَزْمُ عَلَى أَنَّهُ جَوَابُ الْأَمْرِ، وَالرَّفْعُ عَلَى أَنَّهُ جُمْلَةٌ دِعَائِيَّةٌ، وَهُوَ أَوْلَى لِأَنَّ دُعَائَهُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرُ مَرْدُودٍ.

Artinya: "Dalam membaca sabda Nabi ﷺ lafadz “يَرْحَمُكُمْ” ada dua riwayat, riwayat pertama dibaca jazm atas i’rab lafadz “يَرْحَمْكُمْ” itu jawab dari fiil amar. Riwayat ke dua dibaca rofa atas i’rab bahwa lafadz “يَرْحَمُكُمْ” itu doa. Dibaca rofa adalah yang paling utama karena doa Nabi ﷺ tidak ditolak".

BACA: https://kuakalimanah.blogspot.com/2025/08/pai-kua-kalimanah-ngaji-kitab-nashoihul.html

وَمِنْ أَسْبَابِ حُسْنِ الْخَاتِمَةِ: الْمُوَاظَبَةُ عَلَى هَذَا الدُّعَاءِ، وَهُوَ : “اَللّٰهُمَّ أكْرِمْ هَذِهِ الْأُمَّةَ الْمُحَمَّدِيَّةَ بِجَمِيلِ عَوَائِدِكَ فِى الدَّارَيْنِ إكْرَامًا لِمَنْ جَعَلْتَهَا مِنْ أُمَّتِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ” وَمِنْهَا: اَلْمُوَاظَبَةُ عَلَى هٰذَا الدُّعَاءِ بَيْنَ سُنَّةِ الصُّبْحِ وَفَرْضِهِ، وَهُوَ : “اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِاُمَّةِ سَيِّدِنَا
 مُحَمَّدٍ اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللّٰهُمَّ اسْتُرْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللّٰهُمَّ اجْبُرْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللّٰهُمَّ اصْلِحْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللّٰهُمَّ عَافِ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللّٰهُمَّ احْفَظْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَحْمَةً عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَا لِمِينَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِاُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مَغْفِرَةً عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ اَللّٰهُمَّ فَرِّجْ عَنْ اُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فَرْجًا عَاجِلًا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ”. وَمِنْهَا: مُلَازَمَةُ هٰذَا الدُّعَاءِ، وَهُوَ : “يَا رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ بِقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ اِغْفِرْلِيْ كُلَّ شَيْءٍ وَلَا تَسْئَلْنِى عَنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَا تُحَاسِبْنِيْ فِى كُلِّ شَيْءٍ وَأَعْطِنِيْ كُلَّ شَيْءٍ”. اهـ

Artinya: "Diantara sebab sebab Husnul Khotimah, membiasakan doa berikut ini : “Ya Allah, semoga Engkau memuliakan umat Sayyidina Muhammad ini dengan kebaikan pemberian-Mu di dunia dan di akhirat, sebagai kemulyaan bagi orang-orang yang engkau jadikan dari sebagian umatnya ﷺ. 

 Di antara sebab sebab Husnul Khotimah membiasakan doa berikut ini antara sholat sunnah subuh dan fardhu subuh, Yaitu : “Ya Allah, semoga Engkau memberikan ampunan bagi umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, semoga engkau menyayangi umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, semoga Engkau menutupi aib umat Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau menutupi kekurangan umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, 

Semoga Engkau memperbaiki keadaan umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau menyelamatkan umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau menjaga umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau mengkasihani umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ, dengan kasih sayang yang menyeluruh, wahai Tuhan yang mengurus seluruh alam. Wahai Tuhanku, 

Semoga Engkau mengampuni umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ, dengan ampunan yang menyeluruh, wahai Tuhan yang mengurus seluruh alam. Ya Allah, Semoga Engkau melapangkan umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ, dengan kelapangan yang segera, wahai Tuhan yang mengurus seluru alam.

” Diantara sebab sebab Husnul Khotimah, membiasakan membaca doa berikut ini: “Wahai Tuhan yang memelihara segala sesuatu, dengan kekuasaan-Mu atas segala sesuatu, Semoga Engkau mengampuni untuk ku segala sesuatu , dan Semoga Engkau tidak menanyakan kepadaku segala sesuatu. Semoga Engkau tidak menghisabku dengan segala sesuatu, dan Semoga Engkau memberikan kepadaku segala sesuatu.”

Dalam penjelasanya, oleh Penghulu Muda KUA Kalimanah, Hasbiq Muzni bahwa amal amal itu tidak perlu dibicarakan atau dipublikasikan. Karena Allah tidak menerima amal amal yang dibicarakan.

Selain itu, dalam beramal jangan menunggu sesuatu yang besar atau banyak. Mulailah amal dari yang sedikit atau kecil, karena pada ahirnya dari yang kecil dan sedikit itu akan menjadi besar dan banyak. "Beramal itu, sebaiknya istiqomah", jelasnya.

Kemudian agar Khusnul khotimah, membiasakan doa-doa yang diatas.

Diskusi semakin menarik dan mencerahkan, dengan penjelasan lebih rinci oleh Prayitno, Pujianto dan Amin Muakhor.(*)

Sumber Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab lilmuslimin.com

Editor: Imam Edi Siswanto

Kamis, 14 Agustus 2025

VISI & MISI KEMENTERIAN AGAMA RI 2020-2024


A. VISI:

“Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong”

Makna dari kata-kata kunci dalam visi tersebut:
Profesional: memiliki keahlian dan keterampilan khusus.
Andal: dapat dipercaya menghasilkan produk yang berkualitas.
Saleh: taat dan sungguh‑sungguh dalam menjalankan ibadah.
Moderat: menghindari perilaku ekstrem, cenderung ke jalan tengah.
Cerdas: berkembang sempurna dalam berpikir, memahami, dan tajam pikiran.
Unggul: memiliki kualitas lebih tinggi, cakap, kuat, awet dibanding yang lai

Makna dari Visi Kementerian Agama yaitu :

i. Kementerian Agama yang profesional dan andal adalah adalah Kementerian Agama didukung oleh ASN yang memiliki keahlian dan keterampilan yang memerlukan kepandaian khusus serta dapat dapat dipercaya dalam menghasilkan produk yang berkualitas di bidang agama dan pendidikan.

ii. Yang dimaksud “dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul” adalah produk yang berupa masyarakat yang taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah, selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem dan berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah, sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya) dan tajam pikiran, serta lebih pandai dan cakap.

iii. Yang dimaksud “untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong” adalah bahwa masyarakat yang mempunyai ciri-ciri di atas akan memberikan kontribusi terhadap terwujudnya visi Presiden dan Wakil Presiden dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong.

B. MISI:

1. Meningkatkan kualitas kesalehan umat beragama;
2. Memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat beragama;
3. Meningkatkan layanan keagamaan yang adil, mudah dan merata;
4. Meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan bermutu
5. Meningkatkan produktivitas dan daya saing pendidikan;
6. Memantapkan tatakelola kepemerintahan yang baik (Good Governance);

C. TUJUAN:
Untuk mencapai Misi Kementerian Agama telah menetapkan enam tujuan sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas umat beragama dalam menjalankan ibadah;
2. Penguatan kualitas moderasi beragama dan kerukunan umat beragama;
3. Peningkatan umat beragama yang menerima layanan keagamaan;
4. Peningkatan peserta didik yang memperoleh layanan pendidikan berkualitas;
5. Peningkatan lulusan pendidikan yang produktif dan memiliki daya saing komparatif;
6. Peningkatan budaya birokrasi pemerintahan yang bersih, melayani dan responsif.(*)

Sumber: bali.kemenag.go.id
Editor: Imam Edi Siswanto

Rabu, 13 Agustus 2025

Kajian Kitab Nashoihul Ibad KUA Kalimanah: Kasih Sayang dan Doa


Para Penyuluh Agama Islam (PAI), Penghulu, serta staf KUA Kalimanah dalam acara kajian keislaman melalui Ngaji Rutin Kitab Kuning, Rabu (13/8/2025). (Foto: Riizal)

Kajian Rutin Rabu Pagi Kitab Nashoihul Ibad KUA Kalimanah
"Topik Kasih Sayang Doa"

Bab I
Hadits Kedua:


وَالْحَدِيثُ الثَّانِى : أَجَازَنِي بِهِ الْعَلَّامَةُ السَّيِّدُ أَحْمَدُ الْمَرْصَفِيُّ الْمِصْرِيُّ بَعْدَ أَنْ أَجَازَنِي بِهِ السَّيِّدُ عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ لْأَحْمَدَ فَرَحَاتِ الشَّافِعِيُّ، عَنْ مَشَايِخِهِ مُسَلْسَلًا بِالْأَوَّلِيَّةِ إلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : "الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى اِرْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ"

"Hadits yang ke dua telah mengijazahkan kepada ku Al Allamah Al Sayyid Ahmad Al Marsafi Al Mesir setelah dia mengijazahkan kepada ku Al Sayyid Abdul Wahhab bin Ahmad Farhat Al Syafi'i, dari para guru-gurunya secara berurutan hingga kepada Abdullah bin Amr bin Ash dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda : "Orang orang yang penuh kasih sayang, Yang Maha Pemurah akan merahmati mereka. Maka berikanlah belas kasihan kepada mereka yang ada di bumi, maka yang ada di langit akan merahmati kalian."

BACA: https://kuakalimanah.blogspot.com/2025/08/pai-kua-kalimanah-ngaji-kitab-nashoihul.html

وَالْمَعْنَى: اَلرَّاحِمُونَ لِمَنْ فِى الْأَرْضِ مِنْ آدَمِيٍّ وَحَيَوَانٍ لَمْ يُؤْمَرْ بِقَتْلِهِ بِالْإِحْسَانِ إِلَيْهِمْ يُحْسِنُ الرَّحْمَنُ إِلَيْهِمْ، ارْحَمُوا مَنْ تَسْتَطِيعُونَ أَنْ تَرْحَمُوهُ مِنْ أَصْنَافِ مَخْلُوقَاتِهِ تَعَالَى وَلَوْ غَيْرَ عَاقِلٍ بِالشَّفَقَةِ عَلَيْهِمْ وَدُعَائِكُمْ لَهُمْ بِالرَّحْمَةِ وَالْمَغْفِرَةِ يَرْحَمْكُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَمَنْ رَحْمَتُهُ عَامَّةٌ لِأَهْلِ السَّمَاءِ الَّذِينَ هُمْ أَكْثَرُ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ. وَلَا يَجُوزُ لِشَخْصٍ أَنْ يَدْعُوَ لِجَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ بِغَفْرِ جَمِيعِ ذُنُوبِهِمْ أَوْ يَدْعُوَ لِفَقِيرٍ بِنَحْوِ مِائَةِ دِينَارٍ وَلَيْسَ لَهُ جِهَةٌ يَتَسَهَّلُ مِنْهَا ذَلِكَ وَيَقُولُ : هَذَا مِنَ الرَّحْمَةِ بِالْخَلْقِ لِأَنَّهُ مُخَالِفٌ لِنُصُوصِ الشَّرْعِ اهـ.

"Makna hadits ini: Orang orang yang berbelas kasih kepada makhluk makhluk yang ada di muka bumi baik itu makhluk bangsa Adam maupun hewan yang mana tidak diperintah membunuhnya, dengan berbuat baik kepada makhluk itu Allah akan berbuat baik kepada mereka. 

Berbelas kasihlah kalian semua kepada makhluk makhluk yang kalian mampu untuk berbelas kasih kepada-Nya dari berbagai kelompok makhluk makhluknya meskipun makhluk itu tidak berakal dengan sayang pada makhluk makhluk itu dan dengan kalian mendoakan kepada makhluk makhluk itu dengan doa rahmat dan ampunan maka Allah dan para malaikat akan berbelas kasih kepada kalian. Yang mana belas kasihnya Allah itu menyeluruh kepada penduduk langit yang mana para penduduk langit itu lebih banyak dari pada penduduk bumi. 

Tidak boleh bagi seseorang mendoakan semua umat Islam dengan diampuninya semua dosa atau berdoa untuk seorang faqir dengan semisal mendapatkan uang seratus dinar sedangkan tidak ada baginya jalan yang menjadi mudah dari jalan itu untuk mendapatka uang seratus dinar. lalu dia berucap : "Yang demikian ini termasuk kasih sayang Allah kepada makhluk" karena doa yang seperti itu bertentangan dengan hukum syar'a."

Dalam penjelasannya, menurut Staf KUA Kalimanah yang akrab disapa Kyai Prayitno, menjelaskan bahwa, kita harus tebar kedamaian dan berkasih sayang kepada siapapun, kapanpun dan apapun, karena semua adalah ciptaan Allah SWT.

"Kepada sesama manusia, seperti Sapa Senyum, Sumeh (ramah), termasuk kepada hewan ataupun binatang, bahkan saat membunuh atau menyembelih hewan halal harus dengan ikhsan" jelasnya.

Dan untuk doa, disyariatkan agar redaksi permohonannya tidak menyelisihi dan terlalu terinci atau mendetail, namun dianjurkan bersifat umum.

Sebagai contoh doa "berilah kami uang seratus dinar. Sebaiknya doanya berbunyi ya Allah berilah kami Rezeqi yang cukup dan bermanfaat " ucapnya menjelaskan.

Demikian, hasil kajian singkat yang dihantarkan oleh PAI KUA Kalimanah Pujianto dan Sarah atau penjelasan oleh Prayitno, Rabu (13/8/2025).(*)

Sumber: terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 1 Hadits Kedua | lilmuslimin lilmuslimin.com

Editor: Imam Edi Siswanto

 

Selasa, 12 Agustus 2025

Penyuluh Agama Islam Kalimanah Ikuti Literasi Zakat: Edukasi Masyarakat Sadar Bayar Zakat

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Saiful Mujab saat menyampaikan pengarahan pada acara Literasi Zakat bagi Dai/Mubaligh yang diselenggarakan oleh BAZNAS Provinsi Jawa Tengah di Hotel Braling, Selasa (12/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Purbalingga-Penyuluh Agama Islam (PAI) dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kalimanah mengikuti kegiatan Literasi Zakat bagi Dai/Mubaligh yang diselenggarakan oleh BAZNAS Provinsi Jawa Tengah di Hotel Braling, Selasa (12/8). 

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan peran strategis para da’i, da’iah, serta penyuluh dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya zakat.

Acara ini dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Saiful Mujab. Ketua Baznas Jawa Tengah, KH. Ahmad Darodji, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Zahid Khasani, dan jajaran para Kepala Seksi dan Penyelenggara di lingkungan Kemenag Purbalingga.

Ketua BAZNAS Provinsi Jawa Tengah,  KH. Ahmad Darodji, pada acara Literasi Zakat bagi Dai/Mubaligh yang diselenggarakan oleh BAZNAS Provinsi Jawa Tengah di Hotel Braling, Selasa (12/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Dalam arahannya, beliau menekankan pentingnya peran para penyuluh dan dai sebagai ujung tombak dalam menyampaikan literasi zakat kepada masyarakat luas.

Menurutnya, para penyuluh harus mampu menjadi agen perubahan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menunaikan zakat, serta berperan aktif dalam menyampaikan informasi zakat kepada berbagai elemen masyarakat.

Pemateri dari BAZNAS Jateng saat menyampaikan materi diacara Literasi Zakat bagi Dai/Mubaligh yang diselenggarakan oleh BAZNAS Provinsi Jawa Tengah di Hotel Braling, Selasa (12/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Tiga penyuluh dari KUA Kalimanah, Imam Edi Siswanto, Mughofar, dan Azizah Dwi Purba  menyampaikan bahwa banyak hal penting yang mereka dapatkan dari kegiatan ini. Di antaranya adalah:

1. Peran aktif penyuluh dalam menyampaikan informasi zakat kepada masyarakat, khususnya kepada takmir masjid, majelis taklim, dan organisasi masyarakat lainnya.

2. Peningkatan kesadaran membayar zakat di kalangan para muzakki melalui pendekatan edukatif.

3. Pentingnya literasi zakat sebagai bagian dari dakwah yang tidak hanya menyentuh aspek spiritual, tetapi juga berdampak sosial dan ekonomi bagi umat.

Kegiatan ini menjadi momentum strategis bagi para penyuluh agama untuk memperkuat kapasitasnya dalam memberikan pemahaman zakat yang tepat dan menyeluruh kepada masyarakat, serta mengoptimalkan potensi zakat dalam membangun kesejahteraan umat.(*)

Pewarta: Imam Edi Siswanto 


Senin, 11 Agustus 2025

Camat, Pengawas dan Penyuluh Agama Islam Kalimanah, Serahkan Penghargaan Kepada Akhyar Khatma Muzaki Juara 3 MTQH Purbalingga 2025

Penyerahan tropi dan hadiah dari Camat Kalimanah, Karseno kepada juara 3 Tartil Quran Putra MTQH Kabupaten Purbalingga tahun 2025 Akhyar Khatma Muzaki di halaman MI Ma'arif NU Blater disaksikan oleh Kepala MIMA NU Blater, Ani Mintorowati, PAI KUA Kalimanah, Pujianto dan Pengawas Madrasah Kecamatan Kalimanah, Aris Sumanto, Senin (11/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Purbalingga-Suasana penuh suka cita menyelimuti MI Ma’arif NU Blater, Kalimanah, usai salah satu siswa terbaiknya, Akhyar Khatma Muzaki, sukses mengukir prestasi gemilang. Siswa kelas 5 ini berhasil meraih Juara 3 Golongan Tartil Putra Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) Kabupaten Purbalingga 2025, yang digelar di Pendopo Dipokusuma pada Sabtu, 9 Agustus 2025 lalu.


BACA: https://kuakalimanah.blogspot.com/2025/07/sinergi-bangun-generasi-qurani-kua-dan.html

Kepala MI Ma’arif NU Blater, Ani Mintorowati, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Ia mengungkapkan bahwa prestasi Akhyar adalah bukti nyata kerja keras, ketekunan, serta dukungan penuh dari para guru.

Camat Kalimanah, Karseno saat di KUA Kalimanah disambut oleh para Staf dan PAI KUA Kalimanah serta  Pengawas Madrasah Kecamatan Kalimanah, Aris Sumanto, Senin (11/8/2025). (Foto: Azizah Dwi Purba)

"Prestasi Akhyar Khatma Muzaki harus menjadi contoh dan pemacu semangat bagi seluruh siswa. Ini bukti bahwa kita semua bisa berprestasi jika mau berusaha," tuturnya penuh semangat.

Ia berharap pencapaian ini akan menjadi pemicu semangat bagi siswa lainnya untuk terus berprestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik.


Foto Bersama dengan Juara 3 MTQH Kabupaten Purbalingga tahun 2025 ,Camat Kalimanah, Kepala MIMA NU Blater, Staf, Penghulu dan PAI serta Pengawas Madrasah Kalimanah di halaman MI Ma'arif NU Blater (11/8/2025). (Foto: Dok. MIMA NU Blater)

Kebanggaan ini juga turut dirasakan oleh Camat Kalimanah, Karseno, yang hadir langsung dalam acara penyerahan tropi dan uang pembinaan kepada Akhyar. Dalam sambutannya, ia memberikan motivasi kepada seluruh siswa yang hadir.

"Anak-anakku semua harus menjadi anak yang berprestasi dan pintar, supaya kelak sukses di masa depan. Siapa tahu nanti ada yang jadi Presiden, Bupati, atau bahkan Camat," ujarnya disambut tepuk tangan meriah.

Acara penyerahan penghargaan tersebut berlangsung meriah di halaman sekolah, dihadiri oleh Pengawas Madrasah Kalimanah, Aris Sumanto, seluruh dewan guru, dan siswa.

Sementara itu, Kepala KUA Kalimanah, H. Kholidin turut mengucapkan selamat dan bangga atas prestasi Akhyar sebagai juara.

Staf, Penghulu dan PAI KUA Kalimanah Foto Bersama dengan Juara 3 MTQH Kabupaten Purbalingga tahun 2025, Camat Kalimanah, Kepala MIMA NU Blater, serta Pengawas Madrasah Kalimanah di halaman MI Ma'arif NU Blater (11/8/2025). (Foto: Dok. MIMA NU Blater)

Menurutnya, kerjasama semua stakeholder dalam pelaksanaan MTQH Kabupaten Purbalingga tahun 2025 menjadi bukti mampu mendorong semangat belajar dan prestasi.

Hadir pula Staf, Penghulu dan Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Kalimanah yang turut memberikan apresiasi atas prestasi membanggakan ini.(*)

Pewarta: Imam Edi Siswanto





Sabtu, 09 Agustus 2025

Membawa Cahaya Al-Qur'an: Generasi MTQH Purbalingga Menuju Masa Depan Gemilang

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, H. Zahid Khasani saat menyampaikan kata sambutan di acara MTQH Kabupaten Purbalingga tahun 2025 di Pendopo Dipakusuma Purbalingga Sabtu (9/8/2025). (Foto : Zamroni Irham)

Purbalingga – Para peserta Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) bukan sekadar mengikuti lomba. Mereka adalah generasi penerus yang membawa cahaya Al-Qur’an, sekaligus menjadi pelopor pembumian nilai-nilai ilahi di tengah masyarakat, khususnya di Kabupaten Purbalingga.

BACA: https://kuakalimanah.blogspot.com/2025/07/pelajar-berprestasi-tanpa-bullying-pai.html

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, H. Zahid Khasani, saat memberikan sambutan dalam pembukaan MTQH tingkat Kabupaten Purbalingga tahun 2025, yang digelar di Pendopo Dipokusuma, Sabtu (9/8/2025).


Camat Kalimanah, Karseno saat mendampingi kafilah MTQH Kecamatan Kalimanah di halaman Pendopo Dipakusuma Purbalingga Sabtu (9/8/2025). (Foto : Zamroni Irham)

Menurutnya, MTQH ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga medan dakwah dan syiar Islam. Peserta MTQH adalah pemegang tongkat estafet cahaya Al-Qur’an di masa depan.

Dalam kesempatan tersebut, Ia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan penyelenggaraan MTQH tahun ini.

Sementara itu, Bupati Purbalingga yang diwakili oleh Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan, Agung Widiarto menyampaikan harapan agar para peserta MTQH dapat memahami dan mengamalkan isi kandungan Al Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.

Suasana lomba Cabang Seni Baca Al Qur'an golongan Tartil Al Qur'an pada acara MTQH Kabupaten Purbalingga tahun 2025 di gedung oproom komplek Pendopo Dipakusuma Purbalingga Sabtu (9/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Dan Ia berharap dari ajang ini akan lahir para kafilah terbaik yang nantinya bisa melaju ke tingkat provinsi Jawa Tengah, dan mengharumkan nama Kabupaten Purbalingga.

Sebelumnya, Camat Kalimanah Karseno berharap kafilah dari Kecamatan Kalimanah ada yang masuk juara dan dapat melanjutkan ke jenjang lomba MTQH tingkat provinsi Jawa Tengah.

Salah satu kecamatan yang turut aktif dalam perhelatan MTQH kali ini adalah Kecamatan Kalimanah. Menurut pernyataan dari Official Kecamatan Kalimanah, Pujianto, sebanyak 7 orang kafilah telah dikirim untuk mengikuti berbagai cabang lomba, seperti Tartil Anak Putra/Putri, Tilawah Anak dan Remaja Putra/Putri, serta Seni Kaligrafi Al-Qur’an.

“Para peserta kami didampingi oleh para penyuluh Agama Islam: Pak Mughofar, Zamroni, Imam Edi Siswanto, dan Pak Zaenal,” ungkap Pujianto di sela-sela perlombaan.

Ia berharap para wakil dari Kalimanah bisa meraih prestasi terbaik dan melaju ke jenjang berikutnya.

Ajang MTQH ini tidak hanya menjadi panggung bagi para qari dan qariah untuk menunjukkan kemampuan, tetapi juga menjadi momentum penting untuk menumbuhkan semangat cinta Al-Qur’an di kalangan generasi muda.

Kontributor: Zamroni Irham
Pewarta dan Editor: Imam Edi Siswanto

Jumat, 08 Agustus 2025

Pepeling Ulama: Menebar Nilai Anti-Bullying di TPQ Al Ittihad Karangmanyar dengan Ceria, Cinta dan Aneka Hadiah

PAI KUA Kalimana Zamroni Irham saat menyampaikan materi Anti Bullying di TPQ AL Ittihad Karangmanyar, Jumat (8/8/2025). (Foto: Azizah Dwi Purba)


Purbalingga-Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al Ittihad di Kelurahan Karangmanyar, Kecamatan Kalimanah, tampak berbeda dari biasanya. Jumat Sore itu dipenuhi gelak tawa, antusiasme, dan semangat para santri yang mengikuti kegiatan edukatif bertajuk Gema Braling (Gerakan Madrasah Brantas Bullying) dan Pepeling Ulama (Penyuluh Agama Peduli Bullying-Unit Layanan Penyuluh Agama), Jumat (8/8/2025). 

BACA: https://kuakalimanah.blogspot.com/search/label/Anti%20Bullying

Kegiatan ini diinisiasi oleh para Penyuluh Agama Islam (PAI) dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kalimanah, dengan menyampaikan pesan-pesan moral untuk menumbuhkan kepedulian terhadap sesama dan menolak segala bentuk bullying. 

Kepala TPQ Al Ittihad Pujianto saat menyampaikan kata sambutan diacara Anti Bullying di TPQ AL Ittihad Karangmanyar, Jumat (8/8/2025). (Foto: Zamroni Irham)

Belajar Anti-Bullying Lewat Cara yang Menyenangkan

Para santri diajak menyaksikan film pendek bertema anti bullying, menyanyikan lagu “Di Sini Teman, Di Sana Teman”, dan mengikuti kuis-kuis edukatif berhadiah. Tak hanya belajar, mereka juga membawa pulang aneka jajanan kesukaan dan buku tulis sebagai hadiah.

Pujianto, Kepala TPQ Al Ittihad yang juga merupakan PAI KUA Kalimanah, menyampaikan bahwa kegiatan ini diadakan agar santri lebih paham tentang pentingnya akhlak mulia dan bahaya bullying.

“Kami sengaja mengundang teman-teman Penyuluh Agama Islam, agar santri mendapatkan pelajaran sekaligus pengalaman baru tentang anti bullying,” ungkapnya. 

Santri TPQ Al Ittihad saat menonton film pendek Anti Bullying di TPQ Al Ittihad Karangmanyar, Jumat (8/8/2025). (Foto: Azizah Dwi Purba)

Pesan Cinta dan Kasih dari Para Penyuluh Agama

Zamroni Irham, salah satu PAI KUA Kalimanah, memberikan pesan hangat kepada para santri.

“Anak-anakku, Islam mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menyayangi. Jangan pernah saling menghina atau mengejek, seperti yang kita tonton di film tadi. Ingat, berbuat baik itu untuk kebaikan diri kita sendiri.”

Pesan disampaikan dengan kelembutan, menciptakan suasana hangat dan menyentuh hati para santri.

Sementara itu, PAI Azizah Dwi Purba dan M. Agus Zaenal Abidin mengajak para santri menyanyikan lagu “Di Sini Teman, Di Sana Teman” sambil sesekali menyelipkan kuis yang berisi pertanyaan tentang materi bullying, bahasa Arab, bahasa Jawa, hingga tajwid.

“Yang bisa menjawab tentang materi stop bulliying, mendapatkan hadian jajanan. Dan yang bisa menjawab pertanyaan bahasa Arab, bahasa Jawa dan tajwid mendapat hadiah buku,”,” ucap Azizah penuh semangat.

Menanamkan Akhlak Mulia Sejak Dini

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan.

Para santri tidak hanya memahami pentingnya menghormati teman, guru, dan orang tua, tetapi juga merasakan kebersamaan yang membahagiakan.

Gema Braling dan Pepeling Ulama sukses menciptakan ruang edukatif yang penuh cinta, tawa, dan pelajaran bermakna di hati para santri TPQ Al Ittihad.

Sebuah langkah kecil, namun berdampak besar untuk menanamkan karakter Islami sejak usia dini.(*)

Pewarta: Imam Edi Siswanto


Rabu, 06 Agustus 2025

PAI KUA Kalimanah Ngaji Kitab Nashoihul Ibad Karya Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi, Berikut Hasil Kajiannya

Para Penyuluh Agama Islam (PAI), Penghulu, serta staf KUA Kalimanah dalam acara kajian keislaman melalui Ngaji Rutin Kitab Kuning, Rabu (6/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Purbalingga-Setiap Rabu pagi, suasana di Kantor Urusan Agama (KUA) Kalimanah, Purbalingga dipenuhi keteduhan ilmu dan kehangatan hati, Rabu (6/8/2025).

Para Penyuluh Agama Islam (PAI), Penghulu, serta staf KUA Kalimanah secara rutin menggelar kajian keislaman melalui Ngaji Rutin Kitab Kuning, yang menjadi bagian dari penguatan spiritual dan pengembangan wawasan keagamaan.

Kajian dilangsungkan dengan membahas Kitab Nashoih Al-‘Ibaad karya ulama besar Nusantara, Syaikh Nawawi bin Umar Al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi (محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي). Kitab ini dikenal sebagai salah satu rujukan penting dalam bidang tasawuf dan akhlak.

Staf KUA Kalimanah, Amin Muakhor dalam acara kajian keislaman melalui Ngaji Rutin Kitab Kuning, Rabu (6/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Kajian kali ini dimulai dengan pembacaan Bab Muqaddimah oleh Pujianto, dan disampaikan penjelasannya oleh Amin Muakhor.

Dalam penjelasannya, Amin mengingatkan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang lemah dan selalu membutuhkan pertolongan Allah.

"Kita semua adalah orang-orang yang lapar, dan Allah memberi rezeki karena Dia Maha Kaya dan Maha Pemberi." jelasnya.

Para Penyuluh Agama Islam (PAI), Penghulu, serta staf KUA Kalimanah dalam acara kajian keislaman melalui Ngaji Rutin Kitab Kuning, Rabu (6/8/2025). (Foto: Zamroni Ircham)

Lebih jauh, ia menekankan pentingnya istighfar bagi setiap manusia. Meski manusia tak lepas dari dosa, Allah selalu membuka pintu ampunan-Nya.

"Sebesar apapun dosa manusia, Allah tetap akan memberi maaf karena Dia Maha Pengampun. Rahmat-Nya tidak terpengaruh oleh baik atau buruknya umat manusia," tambah Amin.

Suasana kajian berlangsung cukup khidmat, diselingi diskusi ringan dan tanya-jawab yang membangun.

Para Penyuluh Agama Islam (PAI), Penghulu, serta staf KUA Kalimanah dalam acara kajian keislaman melalui Ngaji Rutin Kitab Kuning, Rabu (6/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Hadir dalam kesempatan tersebut para Penyuluh Agama Islam, di antaranya Pujianto, Imam Edi Siswanto, Azizah Dwi Purba, Zamroni Ircham, M. A. Zaenal Abidin, dan Mughofar. Dari jajaran staf, turut hadir H. Mukhyono, Maharani Regina, Supriyono, Prayitno, serta narasumber Amin Muakhor.

Kegiatan ini menjadi bagian dari ikhtiar membumikan kembali kitab-kitab klasik Islam di tengah masyarakat, sebagai warisan intelektual ulama Nusantara yang sarat hikmah dan nilai-nilai keteladanan.(*)

Pewarta: Imam Edi Siswanto




Senin, 04 Agustus 2025

Dihadapan 320 Siswa Madrasah: Pepeling Ulama Ajak Siswa MI Muhammadiyah Babakan Jadi Generasi Sholeh

PAI KUA Kalimanah, Mughofar pada acara Anti Bulllying di MIM Babakan, Kalimanah, Jumat (1/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Purbalingga-Dalam suasana penuh semangat dan kebersamaan, sebanyak 320 siswa MI Muhammadiyah Babakan mengikuti kegiatan Gema Braling (Gerakan Madrasah Brantas Bullying) dan Pepeling Ulama (Penyuluh Agama Peduli Bullying) pada Jumat 1 Agustus 2025 lalu.

Acara tersebut diwarnai pesan-pesan penting seputar akhlak mulia, pencegahan bullying, dan penguatan karakter Islami bagi anak-anak.

BACA: https://kuakalimanah.blogspot.com/search/label/Anti%20Bullying

Kepala MIM Babakan, Joko Haryono pada acara Anti Bulllying di MIM Babakan, Kalimanah, Jumat (1/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Menjadi Anak Baik dan Berakhlak

Dalam sambutannya, Kepala Madrasah, Joko Haryono, menegaskan bahwa semua siswa harus menjaga lisan dan perbuatan agar tidak menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun emosional.

“Tidak boleh saling mengejek, menghina, atau menyakiti. Kita harus jadi anak-anak yang saling menyayangi dan menghormati,” pesannya di hadapan 320 siswa dan dewan guru.

Bekali Akhlak Mulia Sejak Dini

Pengawas Madrasah Kecamatan Kalimanah, Aris Sumanto, turut menyampaikan bahwa membentuk karakter anak dengan akhlak mulia adalah investasi penting untuk masa depan bangsa dan agama.

“Anak-anak adalah generasi penerus. Sejak dini, mereka harus dibekali nilai-nilai kebaikan dan akhlakul karimah,” tuturnya. 

Pengawas Madrasah Kecamatan Kalimanah, Aris Sumanto pada acara Anti Bulllying di MIM Babakan, Kalimanah, Jumat (1/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Belajar dari Film dan Visual Edukatif

Kegiatan semakin menarik saat Penyuluh Agama Islam (PAI) KUA Kalimanah, Mughofar, tampil menyampaikan pesan dengan gaya santai namun sarat makna.

“Di sekolah, di rumah, saat belajar ataupun bermain, kita tetap harus jadi anak baik dan sholeh,” ujarnya sambil menunjukkan slide gambar kepada para siswa.

Siswa juga diajak menyaksikan film pendek edukatif yang menggambarkan dampak buruk perilaku bullying, seperti mengejek, memaksa, atau mengolok-olok teman. 

Tayangan ini membuka mata dan hati anak-anak tentang pentingnya empati dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari.

Komitmen Bersama “Tidak Akan Membully!”

Setelah menonton film, PAI KUA Kalimanah lainya, Imam Edi Siswanto dan M. Agus Zaenal Abidin mengajak seluruh siswa membuat komitmen bersama untuk tidak melakukan tindakan bullying. Suasana menjadi haru dan semangat saat seluruh siswa mengucapkan janji bersama-sama.

Kegiatan ditutup dengan penuh keceriaan saat para penyuluh dan siswa bernyanyi lagu “Di Sini Teman, Di Sana Teman”, sebagai simbol bahwa semua adalah sahabat yang harus saling menjaga dan menghormati.(*)

Pewarta & Editor: Imam Edi Siswanto

Pepeling Ulama Hadir di MI Ma’arif NU Karangsari, Edukasi Siswa Madrasah Ramah Tanpa Bullying

PAI KUA Kalimanah, Imam Edi Siswanto pada acara Anti Bulllying di MI Ma’arif NU Karangsari, Kalimanah, Senin (4/8/2025). (Foto: M Agus Zaenal Abdidin)

Purbalingga-Semangat menciptakan lingkungan madrasah yang ramah dan bebas dari perundungan terus digelorakan di Kabupaten Purbalingga.

Kali ini, Gerakan Madrasah Brantas Bullying (Gema Braling) dan Penyuluh Agama Peduli Bullying – Unit Layanan Penyuluh Agama (Pepeling Ulama) kembali menyapa siswa-siswi MI Ma’arif NU Karangsari, Kalimanah dalam kegiatan edukatif bertema anti-bullying di Masjid Al-Mustahal, Senin (4/8/2025).

BACA: https://kuakalimanah.blogspot.com/2025/07/pai-kua-kalimana-imam-edi-siswanto-saat.html

Penyuluh Agama Islam (PAI) K KUA Kalimanah, hadir dengan pendekatan yang lembut, menyenangkan, dan sarat pesan moral.

Melalui kegiatan ini, Gema Braling dan Pepeling Ulama menegaskan komitmennya dalam memberantas bullying di lingkungan madrasah. Mereka tidak hanya mengedukasi, tetapi juga membentuk karakter anak agar tumbuh menjadi generasi yang cerdas, peduli, dan berakhlak mulia.

PAI KUA Kalimanah, M. Agus Zaenal Abidin pada acara Anti Bulllying di MI Ma’arif NU Karangsari, Kalimanah, Senin (4/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

1. Mengajarkan Akhlak Mulia Sejak Dini

Penyuluh agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Kalimanah, M. Agus Zaenal Abidin mengawali kegiatan dengan nasihat hangat yang menyentuh hati. Ia mengingatkan pentingnya menjaga akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

“Anak-anakku, Islam mengajarkan akhlak yang mulia. Jadilah anak baik. Jangan suka menghina, mengejek, atau berkelahi. Itu bukan perbuatan yang baik,” tutur Agus dengan nada lembut.

Melalui tayangan slide proyektor, Zaenal juga memperkenalkan berbagai contoh perilaku positif seperti berkata jujur, suka menolong, serta saling menghormati. Tujuannya adalah menanamkan nilai kebaikan dalam diri anak-anak sejak dini.

PAI KUA Kalimanah, Mughofar pada acara Anti Bulllying di MI Ma’arif NU Karangsari, Kalimanah, Senin (4/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

2. Film Edukatif: Media Efektif Tanamkan Empati

Penyuluh agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Kalimanah, Imam Edi Siswanto kemudian mengajak siswa menyaksikan film pendek bertema bullying. Ia meyakini bahwa tayangan visual mampu menyentuh emosi anak-anak lebih cepat dan efektif.

“Kalau suka nakal dan mengganggu teman seperti di film tadi, itu namanya akhlak buruk. Jangan ditiru, ya,” pesannya, lembut namun tegas.

Dengan menonton film atau video pendek, anak-anak bisa lebih memahami dampak negatif dari perundungan terhadap teman sebayanya.

Imam juga mengajak salah satu siswa kelas 5 untuk tampil di depan sebagai sahabat. Adegan dan pertanyaan yang dilontarkan kepada siswa-siswi dalam contoh perilaku yang baik, diharapkan bisa diterima efektif pada anak-anak.

Sebelum mengahiri materinya, Ia mengajak anak-anak untuk saling berangkulan, sebagai tanda saling menyayangi sesama teman di sekolah dan di rumah.

Pengawas Madrasah Kecamatan Padamara, Akbar, pada acara Anti Bulllying di MI Ma’arif NU Karangsari, Kalimanah, Senin (4/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

3. Bernyanyi, Bergandengan, dan Saling Memaafkan

Keceriaan pun hadir saat PAI Mughofar mengajak anak-anak bernyanyi bersama lagu “Di Sana Teman, Di Sini Teman.” Setelahnya, para siswa diajak bergandengan tangan, saling bersalaman, dan berpelukan tanda persahabatan dan saling memaafkan.

Kegiatan ini menciptakan suasana penuh kehangatan dan kebersamaan yang memperkuat pesan bahwa madrasah adalah tempat yang aman dan nyaman untuk semua.

Kepala MI Ma’arif NU Karangsari, Tofik acara Anti Bulllying di MI Ma’arif NU Karangsari, Kalimanah, Senin (4/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Sementara itu, Sebelumnya dalam kata sambutanya Kepala MI Ma’arif NU Karangsari, Tofik, mengajak anak-anak untuk menjaga persahabatan dan menjadikan madrasah sebagai tempat menimba ilmu dengan hati yang gembira dan saling menghargai.

Senada dengan itu, Pengawas Madrasah Kecamatan Padamara, Akbar, juga memberikan wejangan penting kepada siswa-siswi agar mereka terus menjaga adab dalam pergaulan dan memperkuat kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari.(*)

Pewarta & Editor : Imam Edi Siswanto

80 Ribu Gerai KDMP Mulai Dibangun, PAI KUA Kalimanah Ikut Ambil Bagian

PAI KUA Kalimanah,  Azizah Dwi Purba (kanan) dan  Zamroni Irham saat menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan 80.000 gerai pergud...