![]() |
PAI KUA Kalimana Imam Edi Siswanto saat menyampaikan materi Anti Bullying dengan metode cerita dan drama pendek di MI Ma'arif NU Rabak, Selasa (29/7/2025). (Foto: Azizah Dwi Purba) |
Purbalingga-Gema Braling (Gerakan Madrasah Brantas Bullying) dan Pepeling Ulama (Penyuluh Agama Peduli Bullying-Unit Layanan Penyuluh Agama) Kembali melksanakan kegiatan Anti Bullying di MI Maarif NU Rabak, Selasa (29/7/2025) lalu.
BACA: https://kuakalimanah.blogspot.com/search/label/Anti%20Bullying
Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Kalimanah, Imam Edi Siswanto, menyampaikan materi dengan melakukan cerita yag dikemas dengan drama pendek dengan melibatkan salah satu siswa madrasah.
Dalam cerita dan dramnya, Ia membangun suasana emosi anak-anak untuk merespon dari peristiwa atau cerita yang dilihatnya.
Berikut manfaat sosialisasi anti-bullying pada anak-anak madrasah melalui metode bercerita langsung, dan drama dengan tema "tali sepatu lepas", terutama dalam konteks pendidikan karakter dan pembentukan empati.
1. Meningkatkan Kesadaran tentang Bullying
- Metode ini membantu anak-anak: Memahami apa itu bullying (verbal, fisik, sosial, dll).
- Mengenali bahwa tindakan mengejek, mengolok-olok, atau mempermalukan teman karena hal sepele seperti “tali sepatu lepas” adalah bentuk bullying.
2. Menumbuhkan Empati dan Toleransi
- Melalui drama dan cerita, anak-anak bisa: Masuk ke dalam peran orang yang dibully.
- Merasakan bagaimana perasaan teman yang diejek karena tali sepatunya lepas, misalnya.
- Menjadi lebih peka dan berempati terhadap teman yang berbeda atau mengalami kesulitan.
3. Mendorong Perilaku Positif dan Tolong-menolong
- Drama dengan tema “tali sepatu lepas” bisa menonjolkan nilai: Tolong-menolong (misalnya ada anak yang membantu mengikatkan tali sepatu temannya).
- Saling mengingatkan dengan baik, bukan mengejek.
- Menunjukkan bahwa kebaikan kecil bisa mencegah bullying.
4. Melatih Keterlibatan Emosional dan Sosial
- Keterlibatan langsung anak-anak dalam cerita atau drama: Membuat mereka aktif belajar, bukan hanya menerima informasi.
- Meningkatkan kecerdasan emosional dan sosial.
- Memberi ruang bagi mereka untuk berdiskusi, berekspresi, dan menyampaikan pendapat.
5. Menyampaikan Pesan Moral dengan Cara Menyenangkan.
- Cerita, dan drama membuat pembelajaran terasa ringan dan menyenangkan.
- Anak-anak lebih mudah memahami pesan moral karena dikaitkan dengan situasi nyata dan simbolis seperti "tali sepatu lepas".
Contoh Makna Simbolik “Tali Sepatu Lepas” dalam Drama Makna nyata:
- Anak yang ceroboh atau belum pandai mengikat sepatu.
- Makna simbolik: Anak yang dianggap “berbeda” atau “kurang” oleh teman lainnya.
- Di sinilah bisa muncul perilaku bullying — atau sebaliknya, sikap tolong-menolong.
Hadir dalam acara tersebut, Pengawas Madrasah Kecamatan Kalimanah, Aris Sumanto, Kepala Madrasah MI Maarif NU Rabak, Umi Hidayatun, PAI KAUA Kalimanah, Pujianto, Mughofar, Azizah Dwi Purba, Zamroni Ircham dan M. Agus Zaenal Abidin
Demikian semoga bermanfaat dan semoga anak-anak kita senantiasa berperilaku atau berakhlak mulia, amin.
Pewarta: Imam Edi Siswanto
Luar biasa tolak bullying
BalasHapusmantap, tetap semangat tebar manfaat untuk umat
BalasHapusPenyluh Agama Islam terus tebar manfaat..
BalasHapus