Senin, 24 Februari 2025

Sambut Ramadhan dengan Perbanyak istighfar

 

PAI KUA Kalimanah, Supriyono saat mengisi pengajian di masjid Al Ikhlas Desa Klapasawit, Ahad (23/2/2025) sore kemarin. (FOTO: Dok. Supriyono)

Purbalingga - Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, Jawa Tengah Supriyono mengingatkan dan mengajak jemaah pengajian di Masjid Al Ikhlas Desa Klapasawit untuk memperbanyak istighfar sebelum dan sesudah Ramadhan.

Doa memohon di beri rezeki bisa bertaubat sebelum mati, "Allohummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut", menjadi tema utama dipengajian yang diisinya, Ahad (23/2/2025) sore kemarin.

Dalam ceramahnya di hadapan ibu-ibu, Ia menjelaskan bahwa istighfar atau memohon ampunan adalah bagian dari doa dan dicatat sebagai amal ibadah. 

BACA : https://kuakalimanah.blogspot.com/2024/12/rindu-berat-jadi-tema-pengajian-ustadz.html?m=1

"Menjelang datangnya musim ketaatan atau bulan Ramadhon, mari perbanyak istighfar kepada Allah, agar hati kita disucikan dari segala dosa," ucapnya. 

Lebih lanjut, Ia berkisah bahwa ada seorang murid yang bertanya kepada seorang guru, "Wahai guru, dengan amalan apa Anda menasihati saya dalam menyongsong datangnya bulan Romadhon?.

Guru menjawab, " Sebaik-baik amalan yang dapat dilakukan dalam menyongsong datangnya musim ketaatan adalah dengan memperbanyak Istighfar.

Sebab dosa akan menghalangi seseorang dari Taufiq Allah SWT untuk melaksanakan ketaatan. Dan tidaklah hati seseorang hamba selalu beristighfar melainkan Ia akan disucikan. 

Bila lemah maka akan dikuatkan, dan bila Ia diuji maka ujian itu akan diangkat dariNya. Bila galau atau sedih maka akan diberi ketenangan. Dan bila kalut maka ia akan diberi petunjuk. 

"Maka apa lagi yang kita tunggu, mari perbanyaklah Istighfar," ucapnya menutup ceramahnya dipengajian.(*)

Kontributor: Supriyono 

Editor/Publisher: Imam Edi Siswanto 

Minggu, 23 Februari 2025

Ramadhan Momentum Rajut Harmoni Keluarga

Penyusun: Yuyu Yuniawati, S.Ag,  PAIF KUA Padamara dan  Kalimanah

Yuyu Yuniawati, SAg PAIF KUA Kalimanah dan Padamara, saat di acara Tarhib Ramadhan  di BA Aisyiyah Desa Kalimanah Kulon, Sabtu (22/2/2025) kemarin. (FOTO: Dok. Yuyu Yuniawati)


Yuyu Yuniawati, SAg Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Kantor Urusan Agama (KUA) Kalimanah dan Padamara, menyampaikan materi tentang Ramadhan Momentum Rajut Harmoni Keluarga di Bustanul Athfal (BA) Aisyiyah Desa Kalimanah Kulon, Kecamatan Kalimanah, Purbalingga Jawa Tengah, Sabtu (22/2/2025) kemarin.

Strategi agar para wali murid  yang hadir lebih dari 80 orang itu fokus menyimak adalah disediakannya door prize di akhir sesi. 

Door prize di erikan kepada yang aktif berinteraksi dan bisa menjawab pertanyaan seputar materi yang disampaikan.

Di antara peserta yang mendapatkan doorprize berupa kerudung/dompet yang disediakan oleh penyelenggara. 

Romadhon sebagai bulan yang spesial, di dalamnya banyak amal utama yang dapat dilakukan bersama segenap anggota keluarga, dapat dijadikan sebagai momentum untuk membangun keharmonisan keluarga, 

Dalam Islam, keharmonisan sebuah keluarga saat di dunia, dapat menghantarkan kebersamaan sampai di kehidupan yang bahagia kelak di akhirat, dengan memasuki syurga ‘Adn bersama-sama (reuni di syurga). 

Firman Allah,

 جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالمَلاَئِكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّن كُلِّ بَابٍ سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

 Artinya “(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.  (sambil mengucapkan): “Salamun `alaikum bima shabartum”, Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”  (QS Ar-Ra’du [13] : 23 - 24)

Madrasah Ramadhan telah membuka peluang dan kesempatan besar bagi setiap keluarga untuk dapat  merajut harmoni keluarga. Ramadhan menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai kekeluargaan, merintis  proses menuju keluarga sakinah, mewadah wa rahmah. 

Ramadhan juga menjadi momentum yang tepat untuk saling mengakrabkan diri antar segenap anggota keluarga dengan adanya kebersamaan dalam menjalankan berbagai aktifitas dan suasana keberagamaan yang dilakukan bersama-sama.

 

 Salah satu peserta pengajian saat menerima door prize di acara Tarhib Ramadhan di BA Aisyiyah Desa Kalimanah Kulon, Sabtu (22/2/2025) kemarin. (FOTO: Dok. Yuyu Yuniawati)

Suasana kebersamaan ini bagi sebagian keluarga hanya dapat dinikmati di bulan Ramadhan, dimana segenap anggota keluarga dapat menikmati makan bersama segenap anggota keluarga, baik saat berbuka puasa atau sahur.

Menjalani ibadah bersama seperti sholat berjama’ah dan menghadiri kajian bersama, bahkan olah raga dan bisa jadi masak bersama dimana kebersamaan seperti ini cukup sulit diwujudkan di bulan lainnya terlebih bagi keluarga yang anggotanya disibukkan dengan pekerjaan rutinnya.

Harmoni keluarga dengan berkegiatan bersama ini sesungguhnya telah dicontohkan secara langsung oleh baginda Rasulullah Saw dengan mengajak serta segenap anggota keluarga bersama-sama menjemput lailatul qadar sebagaimana yang tergambar dalam sebuah hadits,

 عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya “Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah Saw ketika memasuki sepuluh terakhir Ramadhan, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah.”  (Muttafaqun ‘alaih, Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).

 

  Suasana pengajian Tarhib Ramadhan di BA Aisyiyah Desa Kalimanah Kulon, Sabtu (22/2/2025) kemarin. (FOTO: Dok. Yuyu Yuniawati)

Berikut beberapa aktifitas bernilai ibadah yang dapat dilakukan bersama segenap anggota keluarga melalui madrasah Romadhon yang akan menghantarkan pada kebersamaan kelak di surga 'Adn yaitu : 

1.  Kebersamaan dalam keimanan saat menjalani ibadah puasa.

     Firman Allah,  

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 

Artinya “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”, (Al Baqarah:183)

 

 Hadits Rasulullah saw,

 

مَـنْ صَامَ  ( قَامَ )  رَمَـضَانَ اِيْـمَـانًا وَاحْـتِسَابَا غُـفِـرَ لَهُ مَاتَقَـدَمَ مِـنْ ذَنْبِهِ

 

Artinya “Barang siapa berpuasa Romadhon dengan penuh keimanan dan mengharap ridho Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Mutafaq ‘alaih)

2.  Kebersamaan ini pun berlaku bagi anak-anak dimana Rasulullah Saw telah memberikanteladan untuk melatih anak-anak berpuasa sebagaimana tercermin dalam sabdanya,

Artinya “Dari Ar Rubayyi’ binti Mu’awwidz, ia berkata, “Nabi saw pernah mengutus seseorang ke salah satu suku Anshar di pagi hari Asyura.” Beliau bersabda, “Siapa yang di pagi hari dalam keadaan tidak berpuasa, hendaklah ia berpuasa. Siapa yang di pagi harinya berpuasa, hendaklah berpuasa”. 

 

Ar-Rubayyi’ mengatakan, “Kami berpuasa setelah itu. Lalu anak-anak kami pun turut berpuasa. Kami sengaja membuatkan mereka mainan dari bulu. Jika salah seorang dari mereka menangis, merengek-rengek minta makan, kami memberi mainan padanya. Akhirnya pun mereka bisa ikut berpuasa hingga waktu berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

3.    Kebersamaan meraih keberkahan saat makan sahur

Makan sahur merupakan sunah  puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw, selain dapat dijadikan sebagai sarana menumbuhkan kebersamaan keluaga dimana semua anggota keluarga duduk berhimpun dalam satu meja untuk berdo’a dan menikmati hidangan sahur bersama, juga dapat dijadikan momen meraih keberkahan puasa di siaang harinya dimana secara fisik badan menjadi sehat dan segar karena makan sahur. Rasulullah saw bersabda,

 

السَّحُوْرُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ

 

Artinya “Sahur, makannya adalah berkah. Maka, janganlah kalian tinggalkan, walaupun hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya, Allah dan Malaikat-Nya ber-shalawat kepada orang-orang yang sahur.” (HR. Ahmad)

 

4.    Kebersamaan meraih kebahagiaan saat berbuka puasa

Rasulullah Saw bersabda,

 

والذي نفسُ محمدٍ بيدهِ لَخَلوفِ فمِ الصائمِ أطيبُ عندَ اللهِ من ريحِ المسكِ ,للصائمِ فَرْحتانِ يفرَحْهُما إذا أَفطرَ فَرِحَ ، وإذا لقي ربَّه فَرِحَ بصومِهِ

 

Artinya “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah itu lebih wangi daripada misik. Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu Rabb-Nya” (HR. Bukhari no. 1904, Muslim no. 1151).

 

Hadits dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah Saw bersabda,

 

لا يزالُ النَّاسُ بخَيرٍ ما عجَّلوا الفِطرَ عجِّلوا الفطرَ

 

“Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka” (HR. Ibnu Majah).

 

5.    Kebersamaan meraih maghfiroh (ampunan) Allah Swt saat sholat berjama’ah 

Allah berfirman,

 

وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِين

 

Artinya “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku” (Al-Baqarah  : 43).

 

Rasulullah Saw bersabda,

 

مَـنْ قَامَ رَمَـضَانَ اِيْـمَـانًا وَاحْـتِسَابَا غُـفِـرَ لَهُ مَاتَقَـدَمَ مِـنْ ذَنْبِهِ

 

Artinya “Barang siapa menegakkan Romadhon (sholat tarowih) dengan penuh keimanan dan mengharap ridho Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR Mutafaq ‘alaih)

 

6.    Kebersamaan saat bertadarus Al-Qur’an

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

 

Artinya “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)” QS. (Al Baqarah : 185)

7. Kebersamaan dalam menjaga akhlak saat berpuasa

 

الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ

 

Artinya “Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan bertindak bodoh, jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa.” (Muttafaq ’alaih)

 

Dalam hadis lain, Rasulullah saw bersabda, 

 

 خَمْسٌ يُفْطِرَانِ الصَائِمِ الْكَذِبُ وَالْغِيْبَةُ وَالنَمِيْمَةُ وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ وَالنَظَرُ بِشَهْوَةٍ

 

Artinya “Lima perkara yang membatalkan orang yang berpuasa ; dusta, ghibah, adu domba, sumpah palsu dan melihat dengan syahwat “.

8. Kebersamaan dalam memupuk kepedulian sosial terhadap sesama

Rasulullah Saw bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas r.a.berkata,

 

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

 

Artinya “Nabi Saw adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. 

 

Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307)

 

Dalam hadits lain Rasulullah Saw memotivasi umatnya untuk meraih keutamaan dari memberikan makanan berbuka (ifthor)

 

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

 

Artinya “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”

 

Sejatinya inilah salah satu inti dari amalan puasa dimana para aghniya (orang kaya) mampu merasakan lapar dan dahaganya saudaranya yang fakir / miskin sehingga akan tergerak untuk membebaskan saudaranya dari kelaparan.

Demikianlah, beberapa moment kebersamaan yang dapat dinikmati segenap anggota keluarga di madrasah Ramadhan. Semoga setiap keluarga dapat mewujudkan dan melestarikannya di luar Ramadhan. 

Hal ini menjadi salah satu ikhtiar dalam mewujudkan harmoni keluarga, sehingga harapan untuk terwujudnya keluarga sakinah, mawadah wa rohmah dapat terwujud. Wallohua’lam Bishowab. (ies)


Sabtu, 22 Februari 2025

Ramadhan adalah Kompetisi Meraih Medali Taqwa

Penyusun : Yuyu Yuniawati/PAIF KUA Padamara dan Kalimanah

 

Yuyu Yuniawati/PAIF KUA Padamara dan Kalimanah, saat mengisi pengajian di Mushala Al Munawar Desa Babakan, Kalimanah, Jumat (21/2/2025) (FOTO: Dok. Yuyu Yuniawati)

Ramadhan ibarat kompetisi olimpiade untuk mencapai derajat takwa tertinggi. Dalam analogi ini, umat Islam pada bulan Ramadhan seperti atlet yang  sedang berkompetisi dalam konteks spiritual untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Allah menyatakan bahwa ibadah adalah perlombaan, di antaranya firman Allah SWT. 

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ

Artinya "Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan."(QS Al-Baqarah : 148)

Rasulullah SAW telah memberikan peringatan bahwa ada segolongan umatnya yang mengalami kesia-siaan di bulan Ramadhan. Beliau sampaikan dalam hadis. 

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرِ

Artinya “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar dan dahaga. Dan betapa banyak orang yang sholat malam, tapi tidak mendapatkan dari sholatnya kecuali hanya begadang ” (HR Ibnu Majah).

Dalam hadis lain, beliau SAW bersabda,

بَعُدَ مَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

Artinya “Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi dosanya tidak diampuni”(HR. Al-Baihaqi).

  Peserta pengajian di Mushala Al Munawar Desa Babakan, Kalimanah, Jumat (21/2/2025) (FOTO: Dok. Yuyu Yuniawati)

Lalu apa yang harus kita lakukan agar Ramadhan menjadi sukses, benar-benar berlimpah rahmat, ampunan dan keberkahan bagi kita dan terhindar dari kesia-siaan.

Untuk meraih sukses Ramadhan, ada  3 tahapan yang dapat kita lakukan, yaitu :

1.    Pra Ramadhan, dengan melakukan persiapan sedini mungkin. 

2.    Saat tiba Ramadhan, dengan memanfaatkan karunia Ramadhan sebaik-baiknya, seperti menghidupkannya dengan shoum, qiyam & amaliyah Romadhon lain dengan didasari Keimanan dan Niat yang Ikhlas.  

3.    Pasca Ramadhan, dengan “Mempertahankan amaliah Ramadhan yang telah dilakukan/menjaga keistiqomahan dalam iman dan amal”. 

Adapun persiapan sebelum Ramadhan yang harus dilakukan adalah :

1.    Persiapan Ruhiyah (hati).

Dengan Memperbanyak Do’a. Di antara doa yang kita mohonkan jelang masuk Ramadhan adalah,

 

اللَّهُمَّ سَلِّمْنِيْ لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَسَلِّمْهُ مِنِّيْ

 

Artinya “Ya Allah, selamatkanlah aku (dari penyakit dan uzur lain) demi (ibadah) Bulan Ramadhan, selamatkanlah (penampakan hilal) Ramadhan untukku, dan selamatkanlah aku (dari maksiat) di Bulan Ramadhan.” 

 

Dengan Bersyukur dan Bergembira. Ketika Allah SWT mengabulkan do’a dan berbagai pengharapan kita, maka sudah seharusnya kita mensyukuri karunia terindah Ramadhan yang kembali Allah SWT hadirkan. 

 

Imam Nawawi dalam kitabnya  Al-Adzkar mengatakan : 

Artinya ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan, untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya”. 

 

Dengan melakukan Tazkiayatun-nafs (Penyucian jiwa).  Allah SWT menegaskan pentingnya ini dalam firman-Nya, yang artinya “Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya” 

(QS. Asy-Syams : 9).

 

Maka, sebelum Ramadhan tiba, penting untuk membersihkan hati dari berbagai dosa dan maksiyat, baik kepada Allah juga kepada sesama, dengan memperbanyak istighfar dan taubat kepada Allah, serta saling bertaghofur (memaafkan) dengan sesama. 

 

membersihkan hati dari berbagai penyakit, terutama penyakit aqidah, sebab sebesar dan sebanyak apapun amal kita, jika berbuat syirik (menyekutukan Allah), maka sia-sia amal yang telah dilakukan karena tidak akan diterima oleh Allah Swt, sebagaimana firman-Nya,                     

           

Artinya “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Al Zumar: 65).

2.   Persiapan Fikriyah (lmu). 

Dengan mempersiapkan bekal keilmuan seputar Ramadhan, fiqh puasa, dan lainnya dalam rangka meraih kualitas amal selama Ramadhan. 

 

Imam Al-Bukhari mengatakan bahwa, “Al-Ilmu Qabla Al-Qaul wa Al-Amal’ artinya ‘Ilmu sebelum Ucapan dan Amal”.

 

Tanpa ilmu, kita tidak dapat beramal dengan benar. Pun tanpa memahami berbagai ilmu yang terkait dengan Ramadhan, kecil kemungkinan untuk dapat meraih kesuksesan Romadhon.  

 

Maka, menjelang Ramadhan sudah seharusnya kita mempersiapkan bekal wawasan keilmuan seputar Ramadhan, dengan mempelajari fiqh puasa dan ibadah lain yang berkaitan dengan Ramadhan seperti shalat tarawih, i’tikaf, zakat, sholat ‘ied, dan lainnya.

 3.  Persiapan Jasadiyah (fisik). 

Dengan menjadikan bulan Sya’ban sebagai momentum untuk melakukan warming up (pemanasan) dalam berbagai aktifitas ibadah, seperti puasa sunah, sholat sunah, dll dengan tetap menjaga kesehatan fisik agar dapat menjalankan aktifitas dan ibadah selama Ramadhan dengan paripurna. 

 4. Persiapan Maliyah  (harta). 

Harta yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah semata untuk mempersiapkan makanan dan minuman saat sahur dan berbuka, bukan pula untuk mempersiapkan beraneka kebutuhan ‘idul fitri.  

 

Tapi juga harta yang kita persiapkan untuk membayar zakat (zakat fitrah dan zakat mal), juga untuk memperbanyak infaq dan shodaqoh, memberi ifthar (buka puasa) kepada orang lain dan membantu fakir dan miskin yang membutuhkan selama Ramadhan. 

Demikian beberapa persiapan yang harus dipersiapkan semaksimal mungkin sebelum tiba Ramadhan agar saatnya Ramadhan hadir kita sudah benar-benar siap untuk berkompetisi mempersembahkan amal terbaik di hadapan Allah SWT sehingga harapan mendapatkan medali taqwa_ insyaallah dapat diraih. 

Wallohu A'lam. 

Penyusun : Yuyu Yuniawati/PAIF KUA Padamara dan Kalimanah

 

Jumat, 21 Februari 2025

PAI KUA Kalimanah, Azizah DP Ajak Perwanida Sambut Ramadhan dengan Gembira


Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Kalimanah,  Azizah Dwi Purba, S.Sos saat mengisi acara Kuliah Tujuh menit di acara Dharmawanita di Aula PPAI Kecamatan Kalimanah, Kamis (20/2/2025) kemarin.(FOTO: Azizah DP)

Purbalingga-Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Kalimanah, Purbalingga, Jawa Tengah, Azizah Dwi Purba mengajak para anggota Perwanida (Persatuan Dharma Wanita Kementerian Agama) Kecamatan Kalimanah di acara rapat rutin untuk menyambut Ramadhan tahun 1446 H dengan gembira.

“Kita sambut gembira dan hati yang tulus dan bersih karena Allah, karena bulan Ramadhan itu bulan yang penuh kemuliaan. Bulan yang banyak keberkahan, rahmat dan ampunan,” ajaknya saat mengisi kuliah tujuh menit, Kamis (20/2/2025) kemarin.


Suasana acara Kuliah Tujuh menit di acara Dharmawanita di Aula PPAI Kecamatan Kalimanah, Kamis (20/2/2025) kemarin.(FOTO: Azizah DP)

Dalam ajakanya, Ia juga mengingatkan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan seputar puasa Ramadhan Karena ilmu pengetahuan agama yang cukup memadai akan menuntun kita pada jalan kebenaran dalam beribadah.

“Dan perlu dipersiapkan juga, tekad dan perencanaan yang matang, persiapan ruh/hati dan jasad serta  persiapan materi atau finansial yang cukup, agar selama menjalankan puasa Ramadhan sehat lahir dan batin,“ katanya singkat.(*)

Pewarta/Editor : IES


Selasa, 18 Februari 2025

PAI KUA Kalimanah Isi Pelatihan Pemulasaran Jenazah Baznas Purbalingga

Pujianto, S.Sos menjadi narasumber pada acara Pelatihan Pemulasaran Jenazah yang diselenggarakan oleh Badan Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Purbalingga di Pendopo Perwira Kecamatan Kalimanah, Selasa (18/2/2025). (FOTO: Azizah DP)

PURBALINGGA - Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, Jawa Tengah, Pujianto, S.Sos menjadi narasumber pada acara Pelatihan Pemulasaran Jenazah yang diselenggarakan oleh Badan Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Purbalingga di Pendopo Perwira Kecamatan Kalimanah, Selasa (18/2/2025).

Materi yang disampaikan meliputi memandikan, mensholatkan, mengkafani dan menguburkan, baik teori maupun praktik. 

Acara bertema Memahami dan Mempraktikan Pengurusan Jenazah Sesuai dengan Syariat Islam ini, bekerjasama KUA Kalimanah dan Pemerintah Kecamatan Kalimanah.

Suasana acara Pelatihan Pemulasaran Jenazah yang diselenggarakan oleh Badan Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Purbalingga di Pendopo Perwira Kecamatan Kalimanah, Selasa (18/2/2025). (FOTO: Azizah DP)

Dalam sambutannya Ketua Baznas mengatakan bahwa kegiatan tersebut digelar atas adanya permintaan dari warga masyarakat Kelurahan Karangmanyar. 

"Permintaan ini, kita tindak lanjuti dengan baik dan tidak hanya di satu Kelurahan saja, maka kami komunikasikan dengan Camat Kalimanah untuk mengadakan kegiatan ini untuk seluruh desa dan Kecamatan di Kalimanah," kata Ketua Baznas Kabupaten Purbalingga, H.Sudianto, S.Sos, M.SI.

Camat Kalimanah, Karseno, S.Sos berharap acara tersebut membawa manfaat bagi para peserta pelatihan dan juga pada masyarakat umum.


Ibu-ibu PKK saat mengikuti acara Pelatihan Pemulasaran Jenazah yang diselenggarakan oleh Badan Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Purbalingga di Pendopo Perwira Kecamatan Kalimanah, Selasa (18/2/2025). (FOTO: Azizah DP)

"Semoga pelatihan Pemulasaran Jenazah ini, berguna untuk kita. Dan setelah kegiatan ini, panjenengan (red: Anda) sosialisasikan kepada para tetangga atau masyarakat dilingkungan Anda," harapnya.

Sementara itu ditempat terpisah, Kepala KUA Kalimanah, Drs. H. Kholidin, MSI juga berharap bahwa hal ini menjadi pelajaran penting bagi umat Muslim tentang kematian.

"Pelajaran penting dari KUA, supaya kita manusia banyak mengambil pelajaran tentang kematian, dengan banyak mempersiapkan diri untuk mengahadapinya tentu dengan banyak mengumpulkan bekal berupa amal-amal solih, iman dan taqwa, semoga dengan demikian kelak kita selamat dunia akhirat," ucapnya.

Kegiatan Pelatihan Pemulasaran Jenazah, sedikitnya diikuti oleh 48 orang peserta, yang terdiri dari warga masyarakat Desa dan Kelurahan di wilayah Kecamatan Kalimanah dan dari unsur PKK.(ADP)

Pewarta: Azizah Dwi Purbalingga (PAI PPPK) KUA Kalimanah 

Editor: IES

Penyuluh Agama Islam Kalimanah Ikuti Literasi Zakat: Edukasi Masyarakat Sadar Bayar Zakat

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Saiful Mujab saat menyampaikan pengarahan pada acara  Literasi Zakat bagi Dai/...