Penyusun: Yuyu Yuniawati,
S.Ag, PAIF KUA Padamara dan Kalimanah
Yuyu Yuniawati, SAg PAIF KUA Kalimanah dan Padamara, saat di acara Tarhib Ramadhan di BA Aisyiyah Desa
Kalimanah Kulon, Sabtu
(22/2/2025) kemarin. (FOTO: Dok. Yuyu Yuniawati)
Yuyu Yuniawati, SAg Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Kantor Urusan Agama (KUA) Kalimanah dan Padamara, menyampaikan materi tentang Ramadhan Momentum Rajut Harmoni Keluarga di Bustanul Athfal (BA) Aisyiyah Desa Kalimanah Kulon, Kecamatan Kalimanah, Purbalingga Jawa Tengah, Sabtu (22/2/2025) kemarin.
Strategi agar para wali murid
yang hadir lebih dari 80 orang itu fokus menyimak adalah disediakannya door
prize di akhir sesi.
Door prize di erikan kepada yang aktif berinteraksi dan bisa menjawab pertanyaan
seputar materi yang disampaikan.
Di antara peserta yang mendapatkan
doorprize berupa kerudung/dompet yang disediakan oleh penyelenggara.
Romadhon sebagai bulan yang spesial,
di dalamnya banyak amal utama yang dapat dilakukan bersama segenap anggota
keluarga, dapat dijadikan sebagai momentum untuk membangun keharmonisan
keluarga,
Dalam Islam, keharmonisan sebuah
keluarga saat di dunia, dapat menghantarkan kebersamaan sampai di kehidupan
yang bahagia kelak di akhirat, dengan memasuki syurga ‘Adn bersama-sama (reuni
di syurga).
Firman Allah,
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ
آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالمَلاَئِكَةُ يَدْخُلُوْنَ
عَلَيْهِمْ مِّن كُلِّ بَابٍ سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ
عُقْبَى الدَّارِ
Artinya “(yaitu) surga ‘Adn yang
mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari
bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat
masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (sambil mengucapkan):
“Salamun `alaikum bima shabartum”, Maka alangkah baiknya tempat kesudahan
itu.” (QS Ar-Ra’du [13] : 23 - 24)
Madrasah Ramadhan telah membuka
peluang dan kesempatan besar bagi setiap keluarga untuk dapat merajut
harmoni keluarga. Ramadhan menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai
kekeluargaan, merintis proses menuju keluarga sakinah, mewadah wa
rahmah.
Ramadhan juga menjadi momentum yang
tepat untuk saling mengakrabkan diri antar segenap anggota keluarga dengan
adanya kebersamaan dalam menjalankan berbagai aktifitas dan suasana
keberagamaan yang dilakukan bersama-sama.
Salah satu peserta pengajian saat menerima door prize di acara Tarhib Ramadhan di BA Aisyiyah Desa
Kalimanah Kulon, Sabtu
(22/2/2025) kemarin. (FOTO: Dok. Yuyu Yuniawati)
Suasana kebersamaan ini bagi
sebagian keluarga hanya dapat dinikmati di bulan Ramadhan, dimana segenap
anggota keluarga dapat menikmati makan bersama segenap anggota keluarga, baik
saat berbuka puasa atau sahur.
Menjalani ibadah bersama seperti
sholat berjama’ah dan menghadiri kajian bersama, bahkan olah raga dan bisa jadi
masak bersama dimana kebersamaan seperti ini cukup sulit diwujudkan di bulan
lainnya terlebih bagi keluarga yang anggotanya disibukkan dengan pekerjaan
rutinnya.
Harmoni keluarga dengan berkegiatan
bersama ini sesungguhnya telah dicontohkan secara langsung oleh baginda
Rasulullah Saw dengan mengajak serta segenap anggota keluarga bersama-sama
menjemput lailatul qadar sebagaimana yang tergambar dalam sebuah hadits,
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: –
كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ:
اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ,
وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya “Dari ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha, ia berkata, “Rasulullah Saw ketika memasuki sepuluh terakhir Ramadhan,
beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan
malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk
beribadah.” (Muttafaqun ‘alaih, Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).
Suasana pengajian Tarhib Ramadhan di BA Aisyiyah Desa
Kalimanah Kulon, Sabtu
(22/2/2025) kemarin. (FOTO: Dok. Yuyu Yuniawati)
Berikut beberapa aktifitas bernilai
ibadah yang dapat dilakukan bersama segenap anggota keluarga melalui madrasah
Romadhon yang akan menghantarkan pada kebersamaan kelak di surga 'Adn yaitu
:
1.
Kebersamaan dalam keimanan saat menjalani
ibadah puasa.
Firman Allah,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa”, (Al Baqarah:183)
Hadits Rasulullah saw,
مَـنْ صَامَ ( قَامَ ) رَمَـضَانَ
اِيْـمَـانًا وَاحْـتِسَابَا غُـفِـرَ لَهُ مَاتَقَـدَمَ مِـنْ ذَنْبِهِ
Artinya “Barang siapa berpuasa Romadhon dengan penuh
keimanan dan mengharap ridho Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu”. (HR. Mutafaq ‘alaih)
2.
Kebersamaan ini pun berlaku bagi
anak-anak dimana Rasulullah Saw telah memberikanteladan untuk melatih
anak-anak berpuasa sebagaimana tercermin dalam sabdanya,
Artinya “Dari Ar Rubayyi’ binti Mu’awwidz, ia berkata, “Nabi
saw pernah mengutus seseorang ke salah satu suku Anshar di pagi hari Asyura.”
Beliau bersabda, “Siapa yang di pagi hari dalam keadaan tidak berpuasa,
hendaklah ia berpuasa. Siapa yang di pagi harinya berpuasa, hendaklah
berpuasa”.
Ar-Rubayyi’ mengatakan, “Kami berpuasa setelah itu. Lalu anak-anak
kami pun turut berpuasa. Kami sengaja membuatkan mereka mainan dari bulu. Jika
salah seorang dari mereka menangis, merengek-rengek minta makan, kami memberi
mainan padanya. Akhirnya pun mereka bisa ikut berpuasa hingga waktu berbuka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
3.
Kebersamaan meraih keberkahan saat
makan sahur
Makan sahur merupakan sunah puasa yang dianjurkan oleh
Rasulullah Saw, selain dapat dijadikan sebagai sarana menumbuhkan kebersamaan
keluaga dimana semua anggota keluarga duduk berhimpun dalam satu meja untuk
berdo’a dan menikmati hidangan sahur bersama, juga dapat dijadikan momen meraih
keberkahan puasa di siaang harinya dimana secara fisik badan menjadi sehat dan
segar karena makan sahur. Rasulullah saw bersabda,
السَّحُوْرُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ
أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ
Artinya “Sahur, makannya adalah berkah. Maka, janganlah
kalian tinggalkan, walaupun hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya, Allah dan
Malaikat-Nya ber-shalawat kepada orang-orang yang sahur.” (HR. Ahmad)
4.
Kebersamaan meraih kebahagiaan saat
berbuka puasa
Rasulullah Saw bersabda,
والذي نفسُ محمدٍ بيدهِ لَخَلوفِ فمِ الصائمِ أطيبُ عندَ
اللهِ من ريحِ المسكِ ,للصائمِ فَرْحتانِ يفرَحْهُما إذا أَفطرَ فَرِحَ ، وإذا لقي
ربَّه فَرِحَ بصومِهِ
Artinya “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sungguh
bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah itu lebih wangi daripada misik.
Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika ia berbuka dan
kebahagiaan ketika ia bertemu Rabb-Nya” (HR. Bukhari no. 1904, Muslim no.
1151).
Hadits dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah Saw bersabda,
لا يزالُ النَّاسُ بخَيرٍ ما عجَّلوا الفِطرَ عجِّلوا
الفطرَ
“Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka
menyegerakan berbuka” (HR. Ibnu Majah).
5.
Kebersamaan meraih maghfiroh
(ampunan) Allah Swt saat sholat berjama’ah
Allah berfirman,
وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ
وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِين
Artinya “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
rukulah beserta orang-orang yang ruku” (Al-Baqarah : 43).
Rasulullah Saw bersabda,
مَـنْ قَامَ رَمَـضَانَ اِيْـمَـانًا وَاحْـتِسَابَا
غُـفِـرَ لَهُ مَاتَقَـدَمَ مِـنْ ذَنْبِهِ
Artinya “Barang siapa menegakkan Romadhon (sholat tarowih)
dengan penuh keimanan dan mengharap ridho Allah, akan diampuni dosa-dosanya
yang telah lalu”. (HR Mutafaq ‘alaih)
6.
Kebersamaan saat bertadarus
Al-Qur’an
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ
هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Artinya “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang batil)” QS. (Al Baqarah : 185)
7. Kebersamaan dalam menjaga akhlak
saat berpuasa
الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ،
وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ
Artinya “Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang
berpuasa janganlah berkata keji dan bertindak bodoh, jika seseorang mencela
atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa.”
(Muttafaq ’alaih)
Dalam hadis lain, Rasulullah saw bersabda,
خَمْسٌ يُفْطِرَانِ الصَائِمِ
الْكَذِبُ وَالْغِيْبَةُ وَالنَمِيْمَةُ وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ وَالنَظَرُ
بِشَهْوَةٍ
Artinya “Lima perkara yang membatalkan orang yang berpuasa ;
dusta, ghibah, adu domba, sumpah palsu dan melihat dengan syahwat “.
8. Kebersamaan dalam memupuk
kepedulian sosial terhadap sesama
Rasulullah Saw bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari
Ibnu ‘Abbas r.a.berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ
النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ،
وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ
رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم –
أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Artinya “Nabi Saw adalah orang yang paling gemar bersedekah.
Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan
tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di
bulan Ramadhan.
Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai
angin yang bertiup.” (HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307)
Dalam hadits lain Rasulullah Saw memotivasi umatnya untuk
meraih keutamaan dari memberikan makanan berbuka (ifthor)
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ
غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Artinya “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka
baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala
orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”
Sejatinya inilah salah satu inti dari amalan puasa dimana
para aghniya (orang kaya) mampu merasakan lapar dan dahaganya saudaranya yang
fakir / miskin sehingga akan tergerak untuk membebaskan saudaranya dari
kelaparan.
Demikianlah, beberapa moment
kebersamaan yang dapat dinikmati segenap anggota keluarga di madrasah Ramadhan.
Semoga setiap keluarga dapat mewujudkan dan melestarikannya di luar Ramadhan.
Hal ini menjadi salah satu ikhtiar dalam mewujudkan harmoni keluarga, sehingga
harapan untuk terwujudnya keluarga sakinah, mawadah wa rohmah dapat terwujud. Wallohua’lam Bishowab. (ies)